Langsung ke konten utama

Sisi Positif dari Penderitaan


Ayat bacaan: Mazmur 119:71
==========================
"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu."

Mudah bagi kita untuk berkata bahwa Tuhan itu baik, tetapi akan menjadi sangat sulit saat kita sedang ditimpa masalah atau sedang dalam keadaan tertindas. Banyak orang yang segera merubah pandangannya saat hidup sedang berada pada titik yang tidak kondusif, bersungut-sungut, mengeluh lantas kecewa kepada  Tuhan bahkan kemudian meragukan eksistensiNya. Sebagian menuduh Tuhan sedang berlaku tidak adil, bertindak semena-mena atau bahkan dituduh kejam. Sangatlah menarik ketika melihat seorang musisi yang tengah dirundung masalah kesehatan sehingga tidak bisa tampil mencari nafkah untuk sekian lama tetapi masih bisa menuliskan status "God is good, all the time" pada sebuah jejaring sosial. Melihat statusnya, pikiran saya kembali kepada masa-masa sebelum dan sesudah bertobat.



Dahulu saya sempat mengalami sukses besar dengan kerja keras. Secara finansial saya tidak mengalami masalah, tapi hidup hancur-hancuran. Tidak ada yang namanya damai sejahtera, tidak ada kasih, tidak ada kepedulian. Saya hidup sebagai orang angkuh, merasa tidak butuh orang lain dan seenaknya menghamburkan apa yang saya punya, karena merasa bahwa itu mutlak hak saya atas hasil usaha sendiri. Sampai pada suatu ketika Tuhan mengguncangkan kemapanan semu itu. Semua habis ludes, saya bangkrut, ditambah ibu yang sakit keras dan koma hingga akhir hayatnya. Disana hidup saya bagai dijungkir balikkan dalam waktu sangat singkat. Butuh waktu lama untuk membangun hidup kembali. Untungnya dalam titik nadir itu saya mengalami perjumpaan dengan Yesus dan kemudian bertobat. Proses untuk mengenalNya tidak sebentar, dan anehnya, justru saat saya menerimaNya sebagai Tuhan dan Juru Selamat hidup justru terasa sangat berat. Bertahun-tahun saya dibentuk ulang, pengikisan karakter, sifat dan sikap buruk berlangsung menyakitkan. Dahulu disanjung, sekarang dihina. Dahulu semuanya mudah, sekarang bukan main sulitnya. Dahulu tinggi hati, sekarang ada banyak alasan yang bisa membuat harga diri amblas sampai ke titik nol. Hari ini kalau saya masih berdiri dan bisa melayani teman-teman lewat tulisan setiap hari, itu karena karunia Tuhan. It's all because of His grace. Hari ini kalau saya punya seorang istri yang sangat luar biasa, sebuah rumah sederhana tapi sangat nyaman, kendaraan untuk bepergian, semua karena karuniaNya. Kalau saya hari ini bisa memiliki kuasa untuk menikmati yang membuat hidup terasa indah tanpa tergantung dari kondisi faktual sehari-hari yang tetap ada masalahnya sendiri-sendiri, itu pun karena kebaikan Tuhan. Satu hal yang saya akan selalu syukuri bukanlah saat hidup sedang diatas, tetapi justru pada saat saya berada pada situasi tersulit dalam hidup. Saat saya tertindas, saat saya terpuruk, saat saya tidak lagi bisa mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Saat saya tidak lagi bisa melakukan apa-apa, disanalah saya belajar menyerahkan diri kepada Tuhan, belajar ketetapan-ketetapanNya dan kemudian mengalami sendiri bagaimana hebatnya Tuhan dalam membentuk ulang pribadi yang sudah terlanjur hancur untuk menjadi sebuah ciptaan baru. Waktu dialami tidak enak, tapi hari ini saya sangat bersyukur pernah mengalaminya. Tanpa itu, saya tidak akan menjadi siapa diri saya hari ini.

Tertindas itu ternyata ada baiknya. Rasa sakit ternyata bisa membuat kita belajar banyak hal, mendewasakan dan membentuk karakter yang jauh lebih kuat dan bijaksana dari sebelumnya. Seringkali manusia dengan segala kebandelannya harus belajar lewat rasa sakit untuk bisa mengerti. Orang tidak akan bisa naik sepeda kalau belum pernah terjatuh, orang sulit menghargai kesehatan sebelum merasakan sakit. Kita tidak tahu perihnya terbakar kalau belum merasakan panasnya api. Jadi ada waktunya kita memang perlu merasakan penderitaan, sehingga kita bisa menghargai yang namanya kebahagiaan dengan baik. Ada banyak pelajaran yang hanya bisa kita peroleh melalui penderitaan, saat tertindas atau kegagalan. Tuhan ternyata bisa memakai keadaan itu untuk mengoreksi kita.

Hal itulah yang disadari Daud. Seperti kita, Daud pun pernah mengalami banyak ketidakadilan, penindasan dan kesukaran. Bedanya, Daud tidak terfokus pada penderitaan tapi ia mendapatkan pemikiran positif dengan menyadari bahwa itu adalah saatnya untuk belajar. Katanya: "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu." (Mazmur 119:67). Lantas ia melanjutkan: "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (ay 71). Daud menyadari bahwa berada dalam posisi tertindas itu bukan berarti bahwa hidupnya tamat, kesempatan tertutup, tapi justru semua itu merupakan waktunya untuk belajar ketetapan-ketetapan Tuhan, mengalami pembentukan karakter agar lebih dewasa, menyadari bahwa ia harus belajar untuk mengandalkan Tuhan dan berhenti bergantung pada kekuatan manusia yang terbatas.

Benar, saat mengalami bukan main perih rasanya. Kabar baiknya, seperti pengalaman saya sendiri, ternyata Tuhan tidak membiarkan kita sendirian melewati penderitaan. Dia senantiasa menyertai kita dalam situasi sesulit apapun kalau kita mau belajar mengandalkanNya. "Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati" (Ulangan 31:8). Sewaktu-waktu Dia memberikan kekuatan, ketegaran bahkan kelegaan, sehingga saya bisa melewati proses pembentukan itu sepenuhnya. Tuhan juga sudah berjanji bahwa sekalipun kita harus berjalan dalam lembah kekelaman, gada dan tongkatNya akan selalu beserta kita, menjauhkan kita dari bahaya dan mendatangkan penghiburan (Mazmur 23:4). Daripada membiarkannya berjalan sia-sia dan hanya dipenuhi rasa sakit, mengapa kita tidak manfaatkan keadaan tertindas yang penuh penderitaan sebagai sebuah proses untuk belajar patuh mengikuti firman Tuhan. Dan lihat apa kata Tuhan ketika hidup kita berkenan padaNya. "TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mazmur 37:23-24). Cara pandang dalam menyikapi hidup akan sangat berperan, apakah kita hanya akan menjadikannya sebagai momen kejatuhan kita atau justru kebangkitan kita menuju hari depan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Jika ada di antara anda saat ini yang tengah merasakan penderitaan atau berada dalam keadaan tertindas, belajarlah banyak akan ketetapanNya. Pakailah itu sebagai momen untuk membentuk diri untuk menjadi pribadi-pribadi pemenang. Tuhan bisa memakai masalah sebagai sarana untuk mengoreksi kita dan membentuk ulang diri kita. Lewat penindasan atau penderitaan Tuhan bisa mengikis ego kita, membuat kita menjadi pribadi baru yang seturut dengan kehendakNya. Jangan sia-siakan, jangan keraskan hati, jangan buru-buru negatif apalagi menyalahkan Tuhan. Pada suatu hari nanti, saya percaya seperti saya, anda akan bersyukur pernah dilatih Tuhan melalui penindasan atau masalah untuk menjadi pribadi yang kuat, tegar dan taat, yang mengalami kasih Tuhan yang luar biasa dalam banyak hal serta memiliki kerinduan pula untuk menjadi umatNya yang mewakili otoritas Kerajaan dalam menyatakan kasih di muka bumi ini.

Bad situations can be a way to experience real victory

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Online



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cisco Lifecycle Service

   Dunia Jaringan terus berkembang. Jaringan tidak lagi hanya tentang menghubungkan antar 2 komputer. Jaringan telah menjadi cerdas dan memainkan peran penting dalam membantu meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan berkeinginan untuk memperluas jaringan mereka. Mengambil keuntungan dari kemajuan teknologi, perusaan dapat menambahkan layanan baru dan meningkatkan produktivitas. Cisco Lifecycle Services     Cisco Lifecycle Services dirancang untuk mendukung jaringan yang berkembang. Cisco Lifecycle Services adalah pendekatan enam fase. Tiap tahap mendefinisikan aktifitas yang dibutuhkan agar berhasil dalam menyebarkan dan mengoperasikan teknologi Cisco. Hal ini juga menjelaskan secara rinci bagaimana mengoptimalkan kinerja di seluruh siklus hidup suatu jaringan. Keenam fase dari Cisco Lifecycle Services adalah:     1.    Tahap Persiapan.     2.    Tahap Perencanaan.     3.    Tahap Desain.     4.    Tahap Pelaksanaan.     5.    Tahap Pengoperasian.     6.    Tahap P

GiB dengan GB

1 GiB > dr 1 GB sistem nya beda dengan SI dimana 1MB = 1000 KB , I GB memiliki nilai 10^9 = 1000000000 bytes tetapi karena pembacaan binary prefix oleh os maka GB akan di baca menjadi GiB sehingga 1 gibibyte = 2^30 bytes = 1073741824bytes = 1024 mebibytes (perhatikan bukan megabytes ) untuk perhitungannya yup benar GiB yang terbaca = GB / nilai GiB = 16 / 1073741824bytes = 14,89 GiB Ingat GiB 7,4 % lebih besar dari GB , bingung yaaaah Perhatikan Tabel Full notation Symbol Value 1 kilobyte 1 kB 10^3 = 1000 bytes 1 megabyte 1 MB 10^6 = 1000000 bytes 1 gigabyte 1 GB 10^9 = 1000000000 bytes 1 terabyte 1 TB 10^12 = 1000000000000 bytes 1 exabyte 1 EB 10^15 = 1000000000000000 bytes 1 kibybyte 1 KiB 2^10 = 1024 bytes 1 mebibyte 1 MiB 2^20 = 1048576 bytes 1 gibibyte 1 GiB 2^30 = 1073741824 bytes 1 tebibyte 1 TiB 2^40 = 1099511627776 bytes 1 exbibyte 1 EiB 2^50 = 1125899906842624 bytes

Headphone Impedance

Seringnya melihat spek headphone berkutat di frequensi response dari berapa Hz (low) sampe berapa KHz (high), lalu ada dB level yg kalo makin gede angka dB berarti makin keras saat volume @100%. Lalu, apa itu Impedance di earphone/headphone? Impedansi adalah versi elektroniknya damping factor. Headphone dengan impedansi besar pada spek memiliki membran lebih tipis karena damping dari elektronik yang pada artinya lebih bersuara dinamis mengikuti lagu, dengan noise yang kecil. Impedansi besar biasanya ada di headphone kelas wahid terutama untuk pendengar serius dan monitoring studio recording. Sedangkan headphone berimpedansi kecil itu memakai damping mekanik, sehingga membran speaker biasanya lebih tebal dan bersuara lebih datar. Tapi, headphone berimpedansi besar itu memiliki hambatan power yang besar pula maka dari itu butuh tenaga dalam satuan Volt (V) yang rakus. Pernahkah mendapati headphone bersuara keciiiil di PC, atau di mp3 player dibandingkan dengan saat di HiFi dengan amp?